2.4 Proyek
laboratorium peradaban
Husain Muhammad Yusuf dalam bukunya “Ahdaf al-Usrah
Fil Islam” menjelaskan, keluarga adalah batu pertama dalam membangun
negara. Menurutnya, sejauh mana keluarga dalam suatu negara memiliki kekuatan
dan ditegakkan pada landasan nilai, maka sejauh itu pula negara tersebut
memiliki kemuliaan dan gambaran moralitas dalam masyarakatnya. Penghargaan
Islam terhadap masalah keluarga sangatlah tinggi. Betapa tidak, keluarga adalah
unit yang paling mendasar diantara unit-unit pembangunan alam semesta. Di
antara fungsi besar dalam keluarga adalah edukatif (tarbiyah). Dari keluarga
inilah segala sesuatu tentang pendidikan bermula. Apabila ada kesalahan dalam
pendidikan awalnya, maka peluang akan terjadinya berbagai penyimpangan di masa
mendatang pada anak akan semakin tinggi. Oleh kerena itu, pada dasarnya Islam
menjadikan pendidikan sebagai atensi yang dominan dalam kehidupan. Abdul Ala ' al-Maududi
Ulama asal Pakistan ,
mengartikan kata tarbiyah sebagai mendidik dan memberikan perhatian.
Setidaknya ada empat unsur penting dalam pendidikan.
Pertama, menjaga dan memelihara fitrah obyek didik. Kedua, mengembangkan bakat
dan potensi obyek sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Ketiga, mengarahkan
potensi dan bakat tersebut agar mencapai kebaikan dan kesempurnaan. Keempat,
seluruh proses tersebut dilakukan secara bertahap. Keempat unsur tersebut
menunjukan pentingnya peran pendidikan dalam keluarga. Karena keluarga akan
membentuk karakter kepribadian anggotanya dan akan mewarnai masyarakatnya.
Singkatnya, keluarga merupakan laboratorium peradaban. Abdullah Nasih Ulwan
dalam bukunya “Tarbiyatul Awlad Fil Islam”, menjelaskan bahwa ada 7
macam pendidikan integratif yang harus terintegrasikan secara sistemik dalam
keluarga untuk mendidik anggota keluarga untuk menjadi hamba Allah yang taat,
yang mampu mengemban amanah dakwah ini. Ketujuh pendidikan tersebut adalah[1]:
1.
Pendidikan iman, merupakan pondasi
yang kokoh bagi semua bagian pendidikan.
2.
Pendidikan moral akan menjadi bingkai
kehidupan manusia setelah memiliki landasan kokoh berupa iman. Disaat budaya
masyarakat menyebabkan degradasi moral, maka penguatan moralitas melalui
pendidikan keluarga menjadi signifikan manfaatnya.
3.
Pendidikan psikis membentuk berbagai
karakter positif kejiwaan seperti keberanian, kejujuran, kemandirian,
kelembutan, sikap optimis dan lain sebagainya. Karakter akan menjadi daya
dorong manusia melakukan hal-hal terbaik bagi urusan dunia dan akhiratnya.
4.
Pendidikan fisik tidak kalah penting.
Dalam keluarga tumbuh kembang seorang anak terpantau. Gaya hidup sehat dapat dibangun dalam
keluarga, seperti mengkonsumsi makanan yang halal dan baik, serta berolahraga.
Proses ini sangat penting dalam menyiapkan kekuatan fisik agar tubuh menjadi
sehat dan kuat.
5.
Pendidikan intelektual harus dilakukan
dalam keluarga sejak dini. Karena peradaban masa depan umat akan tergantung
pada kapasitas intelektual generasi muda. Anggota keluarga harus memiliki
kecerdasan yang memadai karena mereka akan mengahadapi arus persaingan di era
globalisasi saat ini. Peran sosial bermaksud menumbuhkan kepribadian sosial
anggota keluarga agar mereka memiliki kemampuan bersosialisasi dan menebarkan
kontribusi positif bagi upaya perbaikan masyarakat.
6.
Pendidikan seksual diperlukan untuk
membangun kesadaran anggota keluarga terhadap peran dan tanggung jawabnya
berdasarkan jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Selain pengajaran tentang
kesadaran peran tersebut, juga perlu ditekankan tentang pengetahuan, sikap dan
perilaku yang benar dalam permasalahan kesehatan reproduksi. Bukan hanya kepada
anak perempuan, tetapi juga kepada anak laki-laki yang sudah menginjak usia
dewasa.
7.
Pendidikan politik dalam keluarga juga
diperlukan untuk membangun kesadaran dan membangun kemampuan anggota keluarga
dalam menyikapi berbagai persoalan politik yang erat kaitannya dengan kehidupan
masyarakat.
Dan berikut adalah upaya yang dapat dilakukan seorang
ibu dalam menyusun proyek dalam keluarga untuk mewujudkan terlaksananya
pendidikan keluarga melalui cara sebagai berikut:
1.
Alokasikan
waktu bersama suami untuk membangun rencana strategis keluarga, yang dibagi
dalam tujuh proyek dakwah keluarga untuk jangka waktu lima tahun.
2.
Buatlah
turunan dari rencana tersebut untuk program tahunannya. Jangan lupa untuk
menunjuk penanggungjawab setiap program. Sosialisasikanlah kepada pihak-pihak
terkait , seperti pembantu, keluarga yang tinggal serumah.
3.
Lakukan
evaluasi dan masukan bagi perbaikan pelaksana program selanjutnya.
Bab III
Penutup
3.1
Kesimpulan
Dari pemaparan diatas,
dapat disimpulkan beberapa poin sebagai berikut:
1. Keluarga adalah
lingkungan pertama dimana manusia hidup dan mendapatkan bimbingan. Dalam
keluarga tumbuh berbagai bakat, terbentuk pemikiran, dan remaja beraktivitas
dalam keluarga. Keluarga adalah institusi pendidikan utama membentuk dan
membentuk generasi.
2. Peran ibu sebagai
pencetak generasi muda yang bermoral dan berbudi pekerti luhur. Memprioritaskan
peran ibu dalam
mencetak generasi penerus yang berkualitas dimulai dari ruang lingkup keluarga. Seorang ibu akan lebih berpengaruh terhadap perkembangan pendidikan dan sikap anak.
mencetak generasi penerus yang berkualitas dimulai dari ruang lingkup keluarga. Seorang ibu akan lebih berpengaruh terhadap perkembangan pendidikan dan sikap anak.
3. Posisi ibu di dalam
rumah tidak bisa tergantikan oleh siapapun. Tugas awal nan
utama bagi wanita yang tak bisa diganggu gugat adalah mendidik jasmani dan
rohani generasi yang diamanahkan Allah padanya. Dan wajib baginya untuk
memperhatikan risalah mulia ini dan tidak mementingkan urusan lain.
Sebab tak ada yang dapat menggantikan wanita untuk menjalankan tugas agung yang
menentukan masa depan umat ini.
4. Seorang
ibu harus berwawasan luas dan tidak gagap tekhnologi (GAPTEK). Seorang ibu
harus memahami konsep tarbiyatul awlâd. Metode atau cara yang dipakai
oleh sang ibu dalam mendidik anaknya yang hidup di zaman modern, bukanlah seperti
metode yang pernah dipakai oleh orang tua ibunya di zaman lampau terlebih dalam hal
pengawasan dan kontrol sikap.
5. Seorang ibu memegang
peranan penting dalam keluarga. Ibu merupakan parameter baik dan buruknya suatu
keluarga. Kalau ibunya baik, maka akan menjadi baiklah suatu keluarga. Oleh karena
itu, kesadaran akan pentingnya menjadi seorang ibu akan berdampak sangat
signifikan terhadap perilaku ibu dalam mendidik anaknya.
6. Wanita adalah tiang
negara. Peran ibu merupakan bagian terpenting dalam menciptakan upaya perbaikan
moral suatu bangsa. Oleh karena itu, Negara sangat membutuhkan akan peran
seorang ibu yang cerdas dalam mendidik anaknya. Wa
Allahu a'lam.
DAFTAR PUSTAKA
………….
Al-Qur'an dan Terjemahannya. Madinah Munawwarah: Mujamma' al-Mâlik
Fahd li Thiba'at al-Mushaf al-Syarîf.
Abdul
Adzhim, Abdul Aziz. 1991. Wa Limâdzâ Akûnu Musliman. KSA: Dâr al-I’tishâm.
Al-Bûthî,
Muhammad Sa'îd Ramadhân. 2010. Al-Mar'ah baina Thughyân al-Nizhâm al-Gharbî
wa Lathâif al-Tasyrî' al-Rabbânî. Cet. Ke-12. Damaskus: Dâr al-Fikr.
Al-Ghazâlî,
Muhammad dan Muhammad Sayyid Tanthâwî dan Ahmad Umar Hâsyim. Al-Mar'ah fi
al-Islâm. Maktabah Akhbâr al-Yaum al-Islâmiyyah.
Al-Ghazâlî,
Muhammad. 2005. Huqûq al-Insân baina Ta'âlîm al-Islâm wa I'lân al-Umam
al-Muttahidah. Cet. Ke-4. Nahdhah Mishr.
Al-Ghazâlî,
Muhammad. 2010. Qhadhaya Al-Mar'ah baina al-Taqâlîd wa al-Râkidah wal Wâfidah.
Damaskus: Dâr al-Syurûq.
Al-Qhardhawi,
Yusuf. Sistem Masyarakat Islam dalam Al Quran & As Sunah.
www.pakdenono.com.
Quthb,
Muhammad. 1992. Mar'akah al-Taqâlîd. Cet. Ke-16. Cairo : Dâr al-Syurûq.
Ulwan,
Abdullah Nasih. 1992. Tarbiyatul Awlâd. Cet. Ke-21. Cairo : Dâr al-Salâm.
Yusuf, Husain
Muhammad. 1991. Ahdâf al-Usrah fi al-Islâm. Kairo: Dâr al-Fikr
al-'Arabi.
[1] Abdullah Nasih Ulwan. Tarbiyatul
Awlâd, Cairo :
Dâr al-Salâm. Cet. Ke-21, 1992, Juz.II, hal. 698-707.
0 comments:
Posting Komentar