Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an mengenai bulan Dzulhijjah:
"Demi fajar,
dan sepuluh malam,
dan bulan yang terbenam,
Bahwa pengurbanan (hewan kurban) adalah (satu bagian) dari kebiasaan kaum itu, yang mereka lakukan untuk mendapatkan kebaikan, maka berlomba-lombalah kamu (dalam melakukan kebaikan)." (Surat Al-Fajr: 1-4)
Ayat-ayat di atas menunjukkan keagungan dan keutamaan bulan Dzulhijjah, khususnya menyoroti keutamaan sepuluh malam pertama dari bulan tersebut. Para ulama dan mufassir berpendapat bahwa sepuluh malam pertama Dzulhijjah memiliki nilai yang sangat tinggi dan merupakan waktu yang baik untuk melakukan amal kebaikan, beribadah, dan berlomba-lomba dalam mencari keridhaan Allah SWT.
Selain ayat di atas, terdapat juga hadis Nabi Muhammad SAW yang menjelaskan keutamaan bulan Dzulhijjah seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Kombinasi antara ayat-ayat Al-Qur'an dan hadis-hadis tersebut memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang keutamaan bulan Dzulhijjah dalam Islam.
Berikut adalah hadis nabi yang menerangkan tentang keutamaan bulan Dzulhijjah:
1. Dari Ibnu Abbas, ia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Tidak ada hari yang lebih utama di sisi Allah dan tidak ada amal yang lebih dicintai-Nya pada hari-hari tersebut dari pada sepuluh hari (pertama) Dzulhijjah. Maka perbanyaklah di dalamnya tasbih, takbir, dan tahmid.'"
HR. Ahmad, Tirmidzi, dan Ibnu Majah.
Hadis di atas menunjukkan bahwa sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah memiliki keutamaan yang besar di sisi Allah. Selama periode ini, disarankan bagi umat Muslim untuk lebih banyak berdzikir, mengucapkan takbir, dan memuji Allah.
2. Dari Abu Hurairah, ia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Tidak ada amal shaleh yang lebih dicintai oleh Allah daripada amal yang dilakukan pada sepuluh hari pertama Dzulhijjah.' Para sahabat bertanya, 'Tidak juga jihad di jalan Allah?' Rasulullah menjawab, 'Tidak juga jihad di jalan Allah, kecuali seorang yang keluar dengan jiwa dan harta, lalu ia tidak kembali dengan apa pun.'"
HR. Bukhari
3. Dari Ibn Umar, ia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Tidak ada hari yang lebih besar pahalanya di sisi Allah dan tidak ada amal yang lebih dicintai-Nya pada hari-hari tersebut dari pada sepuluh hari (pertama) Dzulhijjah. Maka berpuasalah pada hari Arafah.'"
HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah
4. Dari Uqbah bin Amir, ia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Barangsiapa yang ingin menyembelih hewan, maka hendaklah ia menahan diri dari potong rambut dan kukunya sejak masuknya Dzulhijjah.'"
HR. Muslim
5. Dari Abdullah bin Umar, ia berkata: "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Tidak ada hari yang lebih berarti bagi Allah dan lebih dicintainya daripada hari-hari sepuluh Dzulhijjah. Maka, beramallah di dalamnya dengan melakukan puasa, shalat, dan bersedekah.'"
HR. Ahmad
Bulan Dzulhijjah memiliki beberapa peristiwa penting yang harus direnungi bagi umat Muslim. Berikut adalah beberapa di antaranya:
1. Ibadah Haji: Bulan Dzulhijjah adalah bulan di mana ibadah haji dilakukan di Makkah. Jutaan umat Muslim dari seluruh dunia berkumpul di Makkah untuk melaksanakan rukun Islam kelima, yaitu haji. Ibadah haji adalah peristiwa yang memadukan ibadah, pengorbanan, dan persaudaraan umat Muslim. Ibadah ini mengajarkan nilai-nilai kesederhanaan, kerendahan hati, pengampunan, dan persatuan umat Muslim.
2. Hari Arafah: Hari Arafah jatuh pada tanggal 9 Dzulhijjah, sehari sebelum perayaan Idul Adha. Hari ini dianggap sebagai hari yang paling utama dalam setahun. Umat Muslim yang tidak sedang melaksanakan ibadah haji disunnahkan untuk berpuasa pada hari Arafah. Hari Arafah mengajarkan pentingnya bertaubat, berdoa, dan memohon ampunan kepada Allah SWT. Dalam hadis, Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa puasa pada hari Arafah dapat menghapuskan dosa-dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.
3. Perayaan Idul Adha: Idul Adha adalah hari raya yang dirayakan pada tanggal 10 Dzulhijjah sebagai peringatan pengorbanan Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS. Umat Muslim menyembelih hewan kurban sebagai tanda pengorbanan dan ketaatan kepada Allah SWT. Perayaan Idul Adha mengajarkan pentingnya keikhlasan dalam beribadah dan berbagi dengan sesama. Selain itu, perayaan ini juga mengingatkan umat Muslim tentang nilai-nilai kesabaran, tawakal, dan pengorbanan dalam menjalankan ajaran agama.
Peristiwa-peristiwa ini di bulan Dzulhijjah adalah momen yang penting untuk direnungkan dan dipahami oleh umat Muslim. Mereka mengandung nilai-nilai spiritual, sosial, dan moral yang kuat, serta mengajarkan pelajaran penting tentang ketaatan, pengorbanan, dan kepedulian terhadap sesama.
Berikut adalah sebuah kisah inspiratif mengenai para sahabat dan ulama pada bulan Dzulhijjah:
1. Kisah Abu Bakr Ash-Shiddiq (Sahabat):
Salah satu kisah inspiratif terkait bulan Dzulhijjah adalah kisah Abu Bakr Ash-Shiddiq, sahabat terdekat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Pada tahun ke-9 Hijriyah, Rasulullah mengumumkan keinginan untuk berhaji ke Mekah. Abu Bakr segera mengetahui hal ini dan dengan segera mempersiapkan diri untuk mengikuti Rasulullah.
Namun, setelah Rasulullah mengumumkan keinginannya, musyrik Quraisy berusaha mencegah beliau dan sahabat-sahabatnya untuk memasuki Mekah. Mereka membangun barisan dan menghalangi jalan ke Mekah. Namun, Abu Bakr tidak putus asa dan terus mencari cara untuk menemui Rasulullah.
Akhirnya, dengan kesabaran dan keteguhan hati, Abu Bakr menemukan seorang pemandu yang bersedia membimbingnya melewati rute tersembunyi ke Mekah. Mereka berjalan melalui gurun pasir yang keras dan tandus, menghadapi bahaya dan kesulitan, tetapi tidak ada yang dapat menghentikan Abu Bakr untuk menemui Rasulullah.
Kisah inspiratif ini menggambarkan kecintaan Abu Bakr kepada Rasulullah dan tekadnya untuk mengikuti perintah-Nya meskipun dihadapkan pada kesulitan dan rintangan. Keberanian dan keteguhan hati Abu Bakr memberikan pelajaran tentang pentingnya komitmen dan kesabaran dalam mengejar kebaikan, terutama dalam bulan Dzulhijjah yang penuh berkah.
2. Kisah Umar bin Khattab (Sahabat):
Salah satu kisah inspiratif yang melibatkan Umar bin Khattab adalah pada saat perjalanan haji beliau. Ketika Umar menjadi Khalifah, beliau melakukan haji bersama sekelompok sahabat dan pasukan Muslim. Ketika tiba di Mina, mereka dihadapkan pada kesulitan air yang sangat terbatas.
Umar bin Khattab melihat bahwa banyak orang yang berdesak-desakan untuk mendapatkan air, sementara orang-orang yang lemah dan wanita dan anak-anak terpinggirkan. Melihat hal ini, Umar berpikir cepat dan mengumpulkan orang-orang untuk membantu mengatur antrian dan mendistribusikan air dengan adil kepada semua orang.