Sabtu, 22 Desember 2012

Peranan Ibu dalam Mencetak Generasi Bangsa; Part III - Habis




2.4 Proyek laboratorium peradaban
Husain Muhammad Yusuf dalam bukunya “Ahdaf al-Usrah Fil Islam” menjelaskan, keluarga adalah batu pertama dalam membangun negara. Menurutnya, sejauh mana keluarga dalam suatu negara memiliki kekuatan dan ditegakkan pada landasan nilai, maka sejauh itu pula negara tersebut memiliki kemuliaan dan gambaran moralitas dalam masyarakatnya. Penghargaan Islam terhadap masalah keluarga sangatlah tinggi. Betapa tidak, keluarga adalah unit yang paling mendasar diantara unit-unit pembangunan alam semesta. Di antara fungsi besar dalam keluarga adalah edukatif (tarbiyah). Dari keluarga inilah segala sesuatu tentang pendidikan bermula. Apabila ada kesalahan dalam pendidikan awalnya, maka peluang akan terjadinya berbagai penyimpangan di masa mendatang pada anak akan semakin tinggi. Oleh kerena itu, pada dasarnya Islam menjadikan pendidikan sebagai atensi yang dominan dalam kehidupan. Abdul Ala' al-Maududi Ulama asal Pakistan, mengartikan kata tarbiyah sebagai mendidik dan memberikan perhatian.
Setidaknya ada empat unsur penting dalam pendidikan. Pertama, menjaga dan memelihara fitrah obyek didik. Kedua, mengembangkan bakat dan potensi obyek sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Ketiga, mengarahkan potensi dan bakat tersebut agar mencapai kebaikan dan kesempurnaan. Keempat, seluruh proses tersebut dilakukan secara bertahap. Keempat unsur tersebut menunjukan pentingnya peran pendidikan dalam keluarga. Karena keluarga akan membentuk karakter kepribadian anggotanya dan akan mewarnai masyarakatnya. Singkatnya, keluarga merupakan laboratorium peradaban. Abdullah Nasih Ulwan dalam bukunya “Tarbiyatul Awlad Fil Islam”, menjelaskan bahwa ada 7 macam pendidikan integratif yang harus terintegrasikan secara sistemik dalam keluarga untuk mendidik anggota keluarga untuk menjadi hamba Allah yang taat, yang mampu mengemban amanah dakwah ini. Ketujuh pendidikan tersebut adalah[1]:
1.      Pendidikan iman, merupakan pondasi yang kokoh bagi semua bagian pendidikan.
2.      Pendidikan moral akan menjadi bingkai kehidupan manusia setelah memiliki landasan kokoh berupa iman. Disaat budaya masyarakat menyebabkan degradasi moral, maka penguatan moralitas melalui pendidikan keluarga menjadi signifikan manfaatnya.
3.      Pendidikan psikis membentuk berbagai karakter positif kejiwaan seperti keberanian, kejujuran, kemandirian, kelembutan, sikap optimis dan lain sebagainya. Karakter akan menjadi daya dorong manusia melakukan hal-hal terbaik bagi urusan dunia dan akhiratnya.
4.      Pendidikan fisik tidak kalah penting. Dalam keluarga tumbuh kembang seorang anak terpantau. Gaya hidup sehat dapat dibangun dalam keluarga, seperti mengkonsumsi makanan yang halal dan baik, serta berolahraga. Proses ini sangat penting dalam menyiapkan kekuatan fisik agar tubuh menjadi sehat dan kuat.
5.      Pendidikan intelektual harus dilakukan dalam keluarga sejak dini. Karena peradaban masa depan umat akan tergantung pada kapasitas intelektual generasi muda. Anggota keluarga harus memiliki kecerdasan yang memadai karena mereka akan mengahadapi arus persaingan di era globalisasi saat ini. Peran sosial bermaksud menumbuhkan kepribadian sosial anggota keluarga agar mereka memiliki kemampuan bersosialisasi dan menebarkan kontribusi positif bagi upaya perbaikan masyarakat.
6.      Pendidikan seksual diperlukan untuk membangun kesadaran anggota keluarga terhadap peran dan tanggung jawabnya berdasarkan jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Selain pengajaran tentang kesadaran peran tersebut, juga perlu ditekankan tentang pengetahuan, sikap dan perilaku yang benar dalam permasalahan kesehatan reproduksi. Bukan hanya kepada anak perempuan, tetapi juga kepada anak laki-laki yang sudah menginjak usia dewasa.
7.      Pendidikan politik dalam keluarga juga diperlukan untuk membangun kesadaran dan membangun kemampuan anggota keluarga dalam menyikapi berbagai persoalan politik yang erat kaitannya dengan kehidupan masyarakat.
Dan berikut adalah upaya yang dapat dilakukan seorang ibu dalam menyusun proyek dalam keluarga untuk mewujudkan terlaksananya pendidikan keluarga melalui cara sebagai berikut:
1.      Alokasikan waktu bersama suami untuk membangun rencana strategis keluarga, yang dibagi dalam tujuh proyek dakwah keluarga untuk jangka waktu lima tahun.
2.      Buatlah turunan dari rencana tersebut untuk program tahunannya. Jangan lupa untuk menunjuk penanggungjawab setiap program. Sosialisasikanlah kepada pihak-pihak terkait , seperti pembantu, keluarga yang tinggal serumah.
3.      Lakukan evaluasi dan masukan bagi perbaikan pelaksana program selanjutnya.

Bab III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Dari pemaparan diatas, dapat disimpulkan beberapa poin sebagai berikut:
1.      Keluarga adalah lingkungan pertama dimana manusia hidup dan mendapatkan bimbingan. Dalam keluarga tumbuh berbagai bakat, terbentuk pemikiran, dan remaja beraktivitas dalam keluarga. Keluarga adalah institusi pendidikan utama membentuk dan membentuk generasi.
2.      Peran ibu sebagai pencetak generasi muda yang bermoral dan berbudi pekerti luhur. Memprioritaskan peran ibu dalam
mencetak generasi penerus yang berkualitas dimulai dari ruang lingkup keluarga. Seorang ibu akan lebih berpengaruh terhadap perkembangan pendidikan dan sikap anak.
3.      Posisi ibu di dalam rumah tidak bisa tergantikan oleh siapapun. Tugas awal nan utama bagi wanita yang tak bisa diganggu gugat adalah mendidik jasmani dan rohani generasi yang diamanahkan Allah padanya. Dan wajib baginya untuk memperhatikan risalah mulia ini dan tidak mementingkan urusan lain. Sebab tak ada yang dapat menggantikan wanita untuk menjalankan tugas agung yang menentukan masa depan umat ini.
4.      Seorang ibu harus berwawasan luas dan tidak gagap tekhnologi (GAPTEK). Seorang ibu harus memahami konsep tarbiyatul awlâd. Metode atau cara yang dipakai oleh sang ibu dalam mendidik anaknya yang hidup di zaman modern, bukanlah seperti metode yang pernah dipakai oleh orang  tua ibunya di zaman lampau terlebih dalam hal pengawasan dan kontrol sikap.
5.      Seorang ibu memegang peranan penting dalam keluarga. Ibu merupakan parameter baik dan buruknya suatu keluarga. Kalau ibunya baik, maka akan menjadi baiklah suatu keluarga. Oleh karena itu, kesadaran akan pentingnya menjadi seorang ibu akan berdampak sangat signifikan terhadap perilaku ibu dalam mendidik anaknya.
6.      Wanita adalah tiang negara. Peran ibu merupakan bagian terpenting dalam menciptakan upaya perbaikan moral suatu bangsa. Oleh karena itu, Negara sangat membutuhkan akan peran seorang ibu yang cerdas dalam mendidik anaknya. Wa Allahu a'lam.
















            DAFTAR PUSTAKA

…………. Al-Qur'an dan Terjemahannya. Madinah Munawwarah: Mujamma' al-Mâlik Fahd li Thiba'at al-Mushaf al-Syarîf.

Abdul Adzhim, Abdul Aziz. 1991. Wa Limâdzâ Akûnu Musliman. KSA: Dâr al-I’tishâm.

Al-Bûthî, Muhammad Sa'îd Ramadhân. 2010. Al-Mar'ah baina Thughyân al-Nizhâm al-Gharbî wa Lathâif al-Tasyrî' al-Rabbânî. Cet. Ke-12. Damaskus: Dâr al-Fikr.

Al-Ghazâlî, Muhammad dan Muhammad Sayyid Tanthâwî dan Ahmad Umar Hâsyim. Al-Mar'ah fi al-Islâm. Maktabah Akhbâr al-Yaum al-Islâmiyyah.

Al-Ghazâlî, Muhammad. 2005. Huqûq al-Insân baina Ta'âlîm al-Islâm wa I'lân al-Umam al-Muttahidah. Cet. Ke-4. Nahdhah Mishr.

Al-Ghazâlî, Muhammad. 2010. Qhadhaya Al-Mar'ah baina al-Taqâlîd wa al-Râkidah wal Wâfidah. Damaskus: Dâr al-Syurûq.

Al-Qhardhawi, Yusuf. Sistem Masyarakat Islam dalam Al Quran & As Sunah. www.pakdenono.com.

Quthb, Muhammad. 1992. Mar'akah al-Taqâlîd. Cet. Ke-16. Cairo: Dâr al-Syurûq.

Ulwan, Abdullah Nasih. 1992. Tarbiyatul Awlâd. Cet. Ke-21. Cairo: Dâr al-Salâm.

Yusuf, Husain Muhammad. 1991. Ahdâf al-Usrah fi al-Islâm. Kairo: Dâr al-Fikr al-'Arabi.



[1] Abdullah Nasih Ulwan. Tarbiyatul Awlâd, Cairo: Dâr al-Salâm. Cet. Ke-21, 1992, Juz.II, hal. 698-707.

0 comments:

Posting Komentar

 
;